Bisnis keuangan tidak bisa memungkiri berkembang sangat cepat seiring masifnya perubahan teknologi. Inovasi keuangan digital pun semakin beragam, mulai dari pembayaran via kartu hingga cukup menggunakan gawai.
Pesatnya perkembangand digital financial innovation di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan sistem pembayaran. Ada pula inovasi di sektor keuangan lainnya, termasuk layanan asuransi.
Selain semakin laris, bisnis asuransi juga mengembangkan dirinya dengan teknologi mutakhir. Salah satunya disebut dengan insurance technology alias InsurTech Business.
Apa itu InsurTech dan Bagaimana Dampaknya pada Digitalisasi Asuransi?
InsurTech, atau Insurance Technology, adalah inovasi teknologi yang diterapkan di perusahaan sektor asuransi untuk meningkatkan efisiensi, pengalaman pelanggan, juga pengelolaan risiko.
Dampaknya pada digitalisasi layanan asuransi sangat signifikan. Berbagai inovasi teknologi, seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), big data, dan blockchain, digunakan untuk mengotomatisasi proses, mempercepat penanganan klaim, serta memberikan penawaran produk yang lebih personal kepada nasabah.
Dengan InsurTech, perusahaan asuransi dapat mengurangi biaya operasional, mempercepat keputusan, dan menghadirkan layanan yang lebih responsif. Teknologi ini juga diharapkan mampu meningkatkan penggunaan produk asuransi melalui penyediaan produk asuransi mikro sederhana dan terintegrasi.
Peran InsurTech dalam Mengotomatiskan Proses Asuransi
Inovasi keuangan digital berupa insurance technology berkembang dengan cakupan jenis yang beragam, mulai dari manajemen asuransi hingga pemrosesan, penjualan, hingga pengelolaan data. Lantas, bagaimana secara umum kerangka kerja InsurTech business?
InsurTech membantu dalam mengotomatiskan berbagai aspek operasional industri asuransi melalui teknologi seperti:
1. Otomatisasi klaim
Dengan InsurTech business yang disokong dengan teknologi AI, perusahaan dapat memproses klaim secara otomatis, mulai dari verifikasi dokumen hingga penilaian kerusakan. AI memproses data dari dokumen atau gambar yang diunggah untuk mempercepat penanganan klaim.
2. Penawaran produk
Machine learning yang ditanamkan pada sistem di dalam InsurTech business berguna untuk menganalisis data pelanggan dan perilaku risikonya. Dengan begitu, perusahaan bisa memberikan penawaran produk yang lebih relevan, personal, dan tepat waktu.
3. Pengalaman pengguna
Chatbots dan asisten virtual AI memberikan layanan 24 jam setiap hari. Hal ini tentu akan membantu nasabah dalam menjawab pertanyaan seputar polis, klaim, atau saran produk. Dengan begitu, kepuasan pelanggan akan meningkat.
Studi Kasus Penggunaan AI dalam Pemrosesan Klaim
Salah satu inovasi terbaru dalam InsurTech business adalah penggunaan AI dalam memproses klaim asuransi secara cepat dan efisien.
Penggunaan AI dalam InsurTech, seperti yang dilakukan oleh perusahaan Lemonade, membawa perubahan signifikan dalam pemrosesan klaim asuransi. Inovasi ini menghadirkan efisiensi, kecepatan, dan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
Lemonade memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membantu dalam pemrosesan klaim asuransi pelanggan. Sistem AI mampu menilai berbagai data input, seperti gambar kerusakan properti, rekaman suara, dan laporan yang diunggah oleh pemegang polis.
Dengan mengandalkan algoritma terlatih, AI mampu memberikan rekomendasi keputusan secara cepat, misalnya terkait kevalidan klaim. Proses ini mengeliminasi keterlibatan manusia dalam banyak aspek administratif guna mempercepat waktu penanganan klaim, dari hitungan hari menjadi hitungan menit.
AI yang digunakan oleh Lemonade tidak hanya berfungsi untuk mengotomatisasi proses, melainkan juga analisis mendalam terhadap data yang di-input.
AI menggunakan teknologi machine learning (mesin pembelajar) dan pengenalan gambar untuk menilai keabsahan klaim berdasarkan pola-pola yang telah dipelajari dari klaim sebelumnya. Ini memungkinkan sistem mengidentifikasi klaim palsu, mengurangi potensi penipuan, dan memberikan keputusan yang lebih akurat.
Salah satu manfaat utama penggunaan AI di perusahaan asuransi Lemonade adalah meningkatkan pengalaman pelanggan. Karena proses klaim berjalan lebih cepat, pemegang polis merasa lebih puas dengan layanan yang diterimanya.
AI dapat bekerja 24/7, sehingga pelanggan bisa memperoleh respons kapan saja, tanpa harus menunggu proses yang memakan waktu sebagaimana terjadi pada sistem tradisional.
Tantangan Regulasi yang Dihadapi InsurTech dan Bagaimana Memastikan Kepatuhan
Penyelenggara InsurTech adalah lembaga jasa keuangan dan atau pihak lain yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan, berbentuk badan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi. Karena termasuk sebagai salah satu bentuk digital financial innovation, penyelenggara InsurTech harus patuh pada regulasi inovasi keuangan digital.
Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan sebagai ketentuan yang memayungi pengawasan dan pengaturan industri keuangan digital, termasuk InsurTech. Berikut beberapa tantangan regulasi penyelenggaraan InsurTech di Indonesia.
1. Perlindungan data
Dengan banyaknya data pribadi yang dikumpulkan, perusahaan InsurTech, mesti mematuhi regulasi terkait privasi data, seperti GDPR di Eropa atau UU Perlindungan Data di Indonesia yang baru saja disahkan dan diberlakukan.
2. Transparansi dan keamanan
Penggunaan teknologi mutakhir, misalnya AI dan blockchain, perlu memenuhi standar keamanan dan transparansi. Hal itu terutama terkait dengan penanganan data serta pengambilan keputusan.
3. Kompleksitas hukum
Regulasi di berbagai negara sering kali berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan InsurTech yang beroperasi secara global harus menavigasi berbagai kerangka hukum dan perizinan di lintas negara.
Untuk memastikan kepatuhan, perusahaan yang memanfaatkan insurance technology dapat melakukan sejumlah upaya. Hal ini bertujuan untuk memperlancar InsurTech business yang tengah dijalankan.
Perusahaan InsurTech business dapat menunjuk compliance officer yang berpengalaman untuk memastikan semua proses sesuai regulasi. Penggunaan teknologi enkripsi serta kemitraan dengan regulator juga penting dilakukan.
Untuk berdiskusi terkait inovasi keuangan digital, perusahaan juga bisa menggunakan jasa advisor berpengalaman. Salah satunya adalah Manterra, lembaga yang melayani konsultasi digital financial innovation, termasuk terkait InsurTech business.