Merger and Acquisition (M&A) di sektor financial technology (fintech) semakin populer sebagai strategi guna memperkuat posisi pasar, mempercepat pertumbuhan, dan memperluas akses ke teknologi inovatif.
Dalam artikel ini, kita akan mendalami dan membahas berbagai aspek M&A melalui kasus perusahaan fintech yang berencana melepas saham. Setiap subbagian akan berbentuk pertanyaan yang mendalam untuk mengungkap proses, tujuan, serta peran advisor M&A dalam industri ini.
Mengapa Perusahaan Fintech Memilih Melepas Saham?
Perusahaan fintech sering kali memilih untuk melepas saham dengan tujuan mendapatkan modal tambahan, mengembangkan produk dan layanan, atau mengakuisisi teknologi baru. Dalam kasus perusahaan fintech, melepas saham dapat memberi kesempatan bagi investor baru, baik lokal maupun asing, untuk mengambil bagian dalam perkembangan industri yang amat dinamis.
Ada banyak perusahaan di bidang fintech yang melakukan M&A untuk memperkuat kehadirannya di sektor keuangan digital. Beberapa di antaranya memilih untuk melepas sebagian saham kepada perusahaan lain. Tujuannya adalah memberikan akses ke teknologi pembayaran yang canggih sekaligus memperluas jaringan.
Tujuan utama M&A dalam industri fintech meliputi berbagai faktor strategis, antara lain:
1. Ekspansi Pasar
Perusahaan fintech sering kali melakukan M&A dengan tujuan utama memasuki pasar baru atau memperluas jangkauan. Dengan mengakuisisi perusahaan lokal, fintech internasional bisa mengurangi hambatan regulasi dan mempercepat pertumbuhannya.
2. Akses Teknologi Baru
Akuisisi juga sering kali dilakukan guna mendapatkan teknologi inovatif yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Di sektor fintech, teknologi seperti blockchain, artificial intelligence (AI), dan sistem pembayaran digital, menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan yang melakukan M&A.
3. Sinergi Operasional
M&A dapat menciptakan sinergi operasional antara dua perusahaan fintech. Sebagai misal, penggabungan platform pembayaran dengan platform e-commerce bisa meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas basis pelanggan.
4. Diversifikasi Layanan
Perusahaan fintech dapat melakukan M&A untuk memperluas portofolio produk, dari pembayaran digital sampai layanan pinjaman atau investasi. Dengan diversifikasi ini, badan usaha fintech bisa mengurangi ketergantungan terhadap satu segmen pasar tertentu.
Apa Saja Bentuk-Bentuk Akuisisi?
Berikut beberapa jenis atau bentuk akuisisi perusahaan yang juga biasa terjadi di bidang financial technology.
1. Akuisisi Saham
Akuisisi saham adalah bentuk akuisisi yang terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi mayoritas atau keseluruhan saham perusahaan milik lain. Dengan akuisisi ini, perusahaan pengakuisisi (acquirer) bisa mengambil kontrol penuh atas perusahaan target.
Dalam akuisisi saham, hak suara perusahaan target dalam pengambilan keputusan akan dipegang oleh perusahaan pengakuisisi. Contoh di Indonesia adalah akuisisi PT Bank Danamon oleh Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dari Jepang. MUFG membeli saham mayoritas Bank Danamon dan mengendalikan operasionalnya .
2. Akuisisi Aset
Akuisisi aset adalah pembelian aset-aset tertentu dari perusahaan target, misalnya properti, hak kekayaan intelektual, atau lini produk. Perusahaan pengakuisisi hanya mengambil aset yang diinginkan tanpa mengambil alih keseluruhan perusahaan terkait.
Proses akuisisi aset kerap kali lebih kompleks karena membutuhkan evaluasi aset satu per satu serta transfer kepemilikan legal. Contoh akuisisi aset adalah ketika PT Vale Indonesia menjual sebagian aset tambangnya kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pada 2020. Itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kontrol atas sumber daya alam nasional .
3. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu entitas baru. Berbeda dengan akuisisi, dalam merger, kedua perusahaan biasanya setuju untuk bergabung dan membentuk perusahaan baru dengan kepemilikan saham yang dibagi di antara pihak yang bergabung. Tujuan utama merger biasanya meningkatkan efisiensi dan sinergi.
Contoh merger yang menonjol di Indonesia adalah penggabungan beberapa bank BUMN menjadi PT Bank Mandiri pada 1999. Bank Mandiri terbentuk dari merger Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo untuk memperkuat sektor perbankan Indonesia .
Apa Peran Advisor M&A dalam Proses Akuisisi di Sektor Fintech?
Peran advisor M&A sangat krusial dalam transaksi yang kompleks seperti ini. Dalam industri fintech, advisor M&A bertindak sebagai panduan dalam berbagai aspek, termasuk riset pasar, due diligence, dan negosiasi.
Advisor M&A, misalnya Manterra, berperan membantu perusahaan fintech mengidentifikasi target akuisisi yang tepat. Mereka juga akan mengevaluasi potensi sinergi dan risiko yang terkait dengan akuisisi tersebut.
Bagaimana Tahapan Finding, Assist, dan Negotiation Berperan di Sektor Fintech?
Ketika hendak melakukan M&A, ada tiga tahapan penting yang dikelola oleh advisor, yaitu finding, assist, dan negotiation. Ketiga tahapan ini sangat relevan dalam transaksi fintech. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Finding
Ketika hendak melakukan M&A, suatu perusahaan dapat menggunakan jasa advisor M&. Salah satu perannya adalah menemukan perusahaan fintech yang sesuai dengan strategi pertumbuhan perusahaan pengakuisisi. Ini melibatkan riset pasar, analisis tren fintech, serta identifikasi peluang yang sesuai.
2. Assist
Pada tahap assist, advisor M&A melakukan due diligence untuk menilai kondisi keuangan, hukum, dan operasional perusahaan target. Mereka mengevaluasi model bisnis fintech dan memastikan bahwa perusahaan target berada dalam posisi sehat untuk diakuisisi. Proses ini penting dilakukan, baik ketika suatu perusahaan hendak melakukan akuisisi aset maupun saham.
3. Negotiation
Advisor M&A juga akan terlibat dalam proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Di sektor fintech, ini bisa mencakup aspek valuasi, persyaratan pembayaran, hingga integrasi teknologi dan sumber daya manusia.
Perusahaan akan sukar melakukan M&A jika tanpa bantuan advisor, mengingat begitu kompleksnya hal-hal yang perlu diamati dalam prosesnya. Oleh karena itu, Manterra menyediakan peran sebagai advisor M&A untuk mempermudah proses akuisisi dan merger.